Pentingnya Verifikasi Operatif Pada Pasien Operasi

Literasiperawat.com ~ Suatu langkah penting yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi dilakukan pada orang yang benar, lokasi yang benar dan dilakukan dengan prosedur yang benar

Tujuan

  1. Memastikani lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
  2. Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
  3. Lakukan peninjauan ketersediaan setiap peralatan khusus dan/atau implant-implant yang dibutuhkan.

Kebijakan

  1. Undang-Undang   Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
  2. Undang-Undang Republik   Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang  Kesehatan.
  3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun1996 tentang Tenaga Kesehatan.
  4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik  Indonesia  Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
  5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
  6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang  Persetujuan Tindakan Kedokteran.
  7. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993.
  8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit.
  9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Prosedur

  • Sign in
    1. Perawat mengevaluasi kembali rekam medis pasien yang bersangkutan dan berkaitan dengan identitas.
    2. Perawat memeriksa kembali dokumen termasuk surat persetujuan pembedahan atau informed concent.
    3. Perawat mengukuran vital sign terakhir. 
    4. Perawat memeriksa riwayat alergi.
    5. Dokter anesthesia menjelaskan tentang prosedur pembiusan.
    6. Dokter anesthesia mengantisipasi resiko kehilangan darah saat pembedahan, resiko gangguan pada jalan nafas dan keamanan prosedur anesthesi yang akan dikerjakan.
    7. Dokter bedah mengkonfirmasi lokasi pada tubuh yang akan dimanipulasi oleh pembedahan, di bagian mana, kiri atau kanan, depan atau belakang.
  • Time Out
    1. Dokter bedah meninjau kembali lokasi insisi pada tubuh pasien.
    2. Perawat melaporkan kesiapan alat / instrument.
    3. Perawat melaporkan keadaan sterilitas alat dan termasuk perhitungan jumlah kasa.
    4. Dokter anesthesia menyampaikan mengenai obat antibiotika profilaksis yang telah diberikan beserta hasil pemeriksaan penunjang.
    5. Dokter anesthesia menyampaikan tentang kemungkinan resiko pembiusan selama berlangsungnya operasi.
  • Sign Out
    1. Dokter bedah mendokumentasikan prosedur yang telah dilakukan sebelumnya.
    2. Perawat menghitung jumlah instrumen, jarum dan kasa secara benar –jika digunakan selama operasi.
    3. Perawat melaporkan jika ada permasalahan pada alat atau bahan habis pakai lainnya.
    4. Perawat memberikan label sesuai identitas pasien pada jaringan yang telah diangkat dari tubuh pasien.
    5. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anesthesi menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi selanjutnya.


Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for " Pentingnya Verifikasi Operatif Pada Pasien Operasi"