Panduan Praktik Klinis Ginekologi Tentang Mola Hidatidosa



Mola Hidatidosa adalah Kegagalan kehamilan normal yang disertai dengan proliferasi sel trofoblas yang berlebihan dan degenerasi hidrofik, yang secara klinis tampak sebagai gelembung-gelembung

Klasifikasi :

  1. Mola hidatidosa komplit 
  2. Mola hidatidosa parsial 
Kriteria DiagnosisAnamnesis dan perneriksaan fisik:
  1. Amenore
  2. Keluhan gestosis seperti hiperemesis gravidarum yang berat
  3. Perdarahan
  4. Uterus yang lebih besar dari usia kehamilan
  5. Klinis terlihat gelembung mola yang keluar dari uterus
Pemeriksaan Penunjang
  1. USG: Didapatkan gambaran gelembung vesikel (Vesicular ultrasonic pattern)
  2. Kadar bhCG yang lebih tinggi
  3. Pemeriksaan patologi anatomi
Terapi :
Perbaiki keadaan umum:
  1. Transfusi darah (99.0)
  2. Pengobatan gestosis sesuai protokol
  3. Evakuasi dengan vakum kuretase (69.0)
  4. Kemoterapi profilaksis
  5. Histerektomi dilakukan bila usia lebih dari 35 tahun dengan jumlah anak cukup (68.4)
  6. Tirotoksikosis (pengobatan bersama-sama dengan Departemen Ilmu Penyakit Dalam)
  7. Emboli paru (pengobatan bersama-sama Departemen Ilmu Penyakit Dalam)
Evakuasi : (sesuaikan dengan cara terminasi kehamilan trimester I)
Vakum kuretase
  • Bila gelembung sudah ke luar : Setelah keadaan umum diperbaiki langsung dilakukan vakum kuretase dan untuk pemeriksaan PA dilakukan pengambilan jaringan dengan kuret tajam. Bila perdarahan banyak: bersamaan dengan perbaikan KU evakuasi harus segera dilakukan.
  • Bila gelembung belum ke luar : Pasang laminaria stift, 12 jam kemudian dilakukan vakum kuretase tanpa pembiusan, kemudian dilakukan kuretase tajam, untuk mengambil jaringan (untuk pemeriksaan PA). (Pada laporan harus dituliskan: jumlah dan diameter jaringan mola, perdarahan, ada tidaknya janin atau bagian janin seperti kantung janin, cairan ketuban dan lain-lain). Khusus untuk pasien umur 35 tahun atau lebih dengan jumlah anak cukup, dilakukan histerektomi totalis, baik dengan jaringan mola in-toto atau beberapa hari pasca kuret

Terapi profilaksis: dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

  1. Kemoterapi
  2. Histerektomi
    • Kemoterapi : Diberikan pada pasien dengan resiko tinggi, yaitu:
      • Hasil PA mencurigakan keganasan
      • Umur pasien 35 tahun atau lebih yang menolak dilakukan histerektomi.
      • Obat yang diberikan adalah :
        1. Metotreksat (MTX): 20 mg/hari IM selama 5 hari (ditambah dengan asam folat) atau
        2. Aktinomisin D (ACTD): 1 vial (0,5 mg)/ hari IV selama 5 hari
    • Histerektomi : Dilakukan terutama pada pasien yang berumur > 35 tahun dengan jumlah anak cukup

Pengawasan lanjut: Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya perubahan kearah keganasan.

Lama Pengawasan: Satu tahun : Pasien dianjurkan jangan hamil dulu, dengan menggunakan KB kondom/sistem kalender, atau pil KB bila haid teratur dan tidak dianjurkan menggunakan IUD atau suntikan

Akhir pengawasan : Bila setelah pengawasan satu tahun, kadar b hCG dalam batas normal, atau bila telah hamil lagi

Jadwal pengawasan

  1. 3 bulan ke-I : dua minggu sekali 
  2. 3 bulan ke II : 1 bulan sekali
  3. 6 bulan terakhir   : 2 bulan sekali

Pemeriksaan yang dilakukan selama pengawasan: Pemeriksaan klinis dan b hCG setiap kali datang Foto toraks, pada bulan ke-6 dan ke-12 atau bila ada keluhan

Penyulit :

  1. Perdarahan
  2. Syok hipovolemik
  3. Preeklamsi/eklamsi
  4. Tirotoksikosis
  5. Infeksi
  6. Emboli paru
  7. Keganasan

Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Panduan Praktik Klinis Ginekologi Tentang Mola Hidatidosa"